Selasa, 02 April 2013

AUDIENSI MOMENTUM KEBANGKITAN MAHASISWA UPN !!!


          Pendidikan memang secara konsitutional menjadi tanggung jawab suatu Negara, namun secara moral pendidikan juga menjadi tanggung jawab seluruh orang terdidik. Jadi mulai saat ini marilah kita merasakan bahwa pendidikan adalah menjadi tanggung jawab bersama, dengan kita merasa ini menjadi masalah bersama maka kita juga melakukan sesuatu.

          Kita yang saat ini masih mengenyam dunia pendidikan ini sudah sepatutnya untuk meluruskan segala sesuatu yang dianggap keliru, jangan pernah merasa ragu atau takut untuk bertanya dan meminta kejelasan seandainya kita merasa ada sistem birokrasi yang sudah keluar jalur, karena ini juga merupakan bentuk eksekusi kita kaum muda dalam meluruskan suatu pendidikan yang berkualitas demi terciptanya perguruan tinggi yang memproduksi sarjana-sarjana berkualitas pula dan siap memberi “kemerdekaan sesungguhnya” bagi Indonesia, Ingat bahwa pendidikan juga menjadi tanggung jawab kita sebagai orang terdidik. 

          Kawan kawan Seperjuangan, seperti yang kita ketahui bahwa Mahasiswa UPN”V”YK beberapa waktu lalu sudah melakukan suatu perundingan dengan pihak kampus terkait untuk mewujudkan pertemuan antara Mahasiswa dan pengelola kampus (dari Rektor, Dekan, Kaprodi). Pertemuan ini di kemas dengan nama Audiensi, dimana nanti Mahasiswa bisa menyampaikan aspirasinya agar di dengar dan di tindak lanjuti oleh pihak pengelola kampus.

          Audiensi merupakan suatu momentum yang begitu berharga, Hal ini terkesan langka karena dalam beberapa tahun terakhir ini tidak ada pertemuan (selain RAKORNIS) yang di hadiri oleh seluruh OK (Organisasi Kemahasiswaan) yang ada di UPN “V” YK dan seluruh jajaran pengelola kampus dan di kumpulkan dalam satu tempat yang sama serta pembahasan yang sama entah itu mengenai sistem Birokrasi yang ada, Fasilitas, Transparansi Aliran dana hingga ke OK, Jalur Koordinasi sesungguhnya dari Prodi ke Fakultas hingga ke Universitas hingga muncul suatu peraturan dan keputusan, adanya perbedaan kebijakan Prodi dan Fakultas atau Universitas, batas-batas Otoritas Prodi, Fakultas dalam mengambil kebijakan, dan berbagai permasalahan lagi sesuai dengan kebutuhan kawan-kawan. 

          Segera siapkan bahan yang akan di bawa di kesempatan berharga nanti (Audiensi), bersuaralah di sana demi kepentingan Mahasiswa, tak perlu ragu atau takut untuk bersuara dalam perjuangan, Kritis adalah suatu bentuk karakter yang lekat dalam tubuh dan status Mahasiswa. “Mari bersama kawan, kita lahirkan Gelombang Optimisme dan kepeceryaan diri dalam diri kita dan tularkan kepada Mahasiswa UPN, kampus ini sudah menunggu kita (Mahasiswa)untuk bersuara dan berperan. Berjanjilah pada diri sendiri bahwa adik-adik kita nanti akan hidup dalam bangsa yang sejahtera dan cerdas. Ini waktunya, sudah kenyang kita berdiam dan tertidur, BANGKITLAH DAN TERIAKAN KEMBALI SUARA-SUARA MAHASISWA.

HIDUP MAHASISWA !!!
HIDUP MAHASISWA !!! 
HIDUP MAHASISWA !!!

"Apabila dalam diri seseorang masih ragu atau takut dalam melakukan suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun (Ir. Soekarno)"

Divisi Pers & Propaganda Senat Mahasiswa FTM

Jumat, 26 Oktober 2012

“Bangsa Ini Bertumpu Pada Kaum Muda Berkualtas”




 “ Jika Hari ini kita ditanya apakah Republik ini kaya raya? Hampir pasti jawaban kita adalah Indonesia bangsa yang kaya raya, kaya akan tambang, minyak, gas, hutan, dan lain-lain. Mengapa sedikit sekali yang menjawab bahwa kekayaan Bangsa Indonesia adalah pada manusia Indonesia, Disini pentingnya kita untuk memunculkan jawaban itu. “

Kawan-kawan seperjuangan, Seperti kita ketahui bahwa republik ini didirikan bukan dengan cita-cita, namun republik ini didirikan dengan janji, Republik ini berjanji kepada setiap anak Indonesia bahwa akan melindungi,  mencerdaskan, mensejahteraan, dan akan memproduksi manusia-manusia berkualitas yang akan memainkan peran di tingkat global. Kita patut bersyukur bahwa sebagian dari saudara-saudara kita sudah terpenuhi oleh janji tersebut.
Tantangan Indonesia pada saat kemerdekaan dahulu sangat luar biasa, tetapi ada satu hal yang menarik, disaat Indonesia berada pada kondisi yang luar biasa sulit, kemiskinan merata, ketidak sejahteraan merata, ketidak amanan di mana-mana, kecerdasan rakyat yang masih sangat minim, infrastruktur yang rusak, dan lain-lain. Namun pada kondisi Indonesia saat itu muncul gelombang Optimesme yang luar biasa dari para pejuang-pejuang kemerdekaan Indonesia, padahal mereka memiliki segala syarat untuk pesimis dalam meraih kemerdekaan namun mereka tetap memilih optimis sebagai jalan hidupnya saat itu karena mereka sadar betul bahwa kemerdekaan mampu menjadi jembatan emas dalam melanjutkan keberlangsungan Indonesia yang lebih baik.
Republik Indonesia didirikan oleh orang-orang yang terdidik, kurang lebih sudah 67 tahun kita (rakyat Indonesia) merasakan kemerdekaan, namun keyakinan para pemimpin kemerdekaan sampai saat ini belum terbukti secara merata sampai ke seluruh pelosok negeri ini, kesejahteraan yang belum merata seakan-akan menjadi bukti bahwa negeri ini belum sepenuhnya merdeka. Mereka juga tidak mau terlahir dengan nasib yang kurang beruntung.
 Disinilah tanggung jawab kita sebagai kaum muda Intelktual (Mahasiswa) untuk lebih mengoptimalkan fungsi “Agent of change” . karena sebenarnya pendidikan bukan semata-mata tanggung jawab tenaga pengajar di sekolah sampai perguruan tinggi, Pendidikan memang secara konsitutional menjadi tanggung jawab suatu Negara, namun secara moral pendidikan juga menjadi tanggung jawab seluruh orang terdidik. Jadi mulai saat ini marilah kita merasakan bahwa pendidikan adalah menjadi tanggung jawab bersama, dengan kita merasa ini menjadi masalah bersama maka kita juga melakukan sesuatu.
Kita yang saat ini masih mengenyam dunia pendidikan ini sudah sepatutnya untuk meluruskan segala sesuatu yang dianggap keliru, jangan pernah merasa ragu atau takut untuk bertanya dan meminta kejelasan seandainya kita merasa dirugikan dalam sistem birokrasi yang sudah keluar jalur, karena ini juga merupakan bentuk eksekusi kita kaum muda dalam meluruskan suatu pendidikan yang berkualitas demi terciptanya perguruan tinggi yang memproduksi sarjana-sarjana berkualitas pula dan siap memberi “kemerdekaan sesungguhnya” bagi Indonesia, Ingat bahwa pendidikan juga menjadi tanggung jawab kita sebagai orang terdidik.
Mari bersama kawan, kita lahirkan optimisme dalam diri kita dan tularkan kepada bangsa ini, bangsa ini sudah menunggu kita kaum muda Indonesia untuk berperan. Berjanjilah pada diri sendiri bahwa anak cucu kita nanti akan hidup dalam bangsa yang sejahtera dan cerdas. Ini waktunya, sudah kenyang kita mendengar cerita-cerita dari yang tua, dan saat ini giliran kita kaum muda meraih cita-cita bangsa.

HIDUP MAHASISWA INDONESIA !!!!

(* tulisan ini terinspirasi dari sambutan Anies Rasyid Baswedan)

Rabu, 03 Oktober 2012

Fenomona KP Di Teknik Lingkungan


        Ada yang salah atau mungkin keliru di dalam tubuh birokrasi Teknik Lingkungan terkait masalah KP, KKN, atau sejenisnya.
kita (Mahasiswa) di tuntut untuk mematuhi aturan yang sudah tertulis dan di tetapkan, memang saat ini kita berada dalam kampus disiplin, kreativitas, dan perjuangan. namun apabila dari si pembuat aturan sudah inkonsisten dengan komitmen yang di sepakati sendiri dalam pelayanan mahasiswa dimanakah cerminan kedisiplinan yang merupakan simbol dari kampus ini?


        Salah satu contoh real yang baru saja saya alami adalah kesulitan dalam mengurus Kerja Praktek atau yang sering kita sebut dengan singkatan KP adalah permasalahan administrasi kampus khususnya di Jurusan yang rumit bahkan terkesan mempersulit kelancaran KP mahasiswa bersangkutan. 
Jelas di dalam buku panduan Kerja Praktek Teknik Lingkungan, untuk syarat KP kurang lebih redaksional nya seperti ini "sudah menempuh minimal 90 sks, IPK lebih dari 2,0 , nilai D maksimal 25%, tanpa E". ada beberapa mahasiswa (termasuk saya) yang merasa sudah memenuhi syarat tersebut walaupun ada nilai E*, alasan yang paling mendasar adalah karena nilai E dan E* itu sangat berbeda, sebagai bukti di dalam transkip nilai jelas tertulis adanya tabel yang membedakan nilai E dan E*, contoh nilai E = 0 mata kuliah, E* = 1 mata kuliah. namun mengapa ketika di minta penjelasan mengenai perbedaan antara dua nilai tersebut Koordinator KP justru menjawab bahwa itu merupakan nilai yang sama artinya dua nilai yang tidak maksimal? jika kita kembali kan lagi mengapa di transkip ada dua baris yang membedakan antara dua nilai tersebut, jelas disini artinya ada perbedaan. dan memang seandainya memang nilai E* menjadi satu faktor yang berdampak tidak bisa berangkat KP mengapa tidak di tulis secara jelas di dalam buku panduan kerja praktek? bukankah buku tersebut yang seharusnya menjadi panutan mahasiswa ketika akan berangkat KP? 

lagi-lagi disini birokrasi tidak bisa memberi cerminan kedisiplinan terhadap suatu peraturan yang telah di sepakati.

        Hal ini sudah sempat saya tanyakan sampai meja wakil dekan 1 dan Dekan Fakultas Teknologi Mineral, ada pernyataan yang cukup mengejutkan dari wakil dekan 1, beliau menjelaskan bahwa ada persepsi yang mungkin tidak sesuai dengan arti buku panduan yang sebenarnya, karena seharusnya jika memang mahasiswa sudah mengambil lebih dari 90 sks dan ada E (bukan E*) itu tetap bisa berangkat KP jika memang di dalam 90 sks tersebut tidak ada E, nilai D tidak lebih dari 25%, dan jika di jumlahkan IPK lebih dari 2,0.
misalnya ada mahasiswa yang sudah menempuh 100 sks dan mempunyai nilai E 2 sks, mahasiswa tersebut tetap masih lolos dari aturan yang tertera di buku panduan karena di dalam 90 sks mahasiswa bersangkutan memiliki IPK lebih dari 2,0, nilai D tidak lebih dari 25%, Namun selama ini yang menjadi tradisi di Teknik Lingkungan seolah-olah menjumlahkan keseluruhan sks yang sudah di ambil.
Dekan FTM sendiri menganggap bahwa memang tidak bisa di samakan nilai E dan E*, karena itu berbeda, beliau juga tahu bahwa di Teknik Lingkungan banyak Dosen atau tenaga pengajar baru yang khawatir membuat suatu kekeliruan dan menjadi budaya di suatu jurusan padahal tidak mengerti asal usul atau sejarahnya.



        Teknik Lingkungan sendiri sampai saat ini masih banyak menyisakan mahasiswa yang belum bisa mengurus KP karena paradigma yang terekam di jurusan ini sedikit keliru, mungkin jika memang hal ini bisa kembali di luruskan sebagaimana mestinya akan menjadi hal positif yang berdampak pada Mahasiswa bahkan mendongkrak kualitas pendidikan di Teknik Lingkungan itu sendiri.

Jangan pernah mau mempermainkan masa depan kawan, 
manfaatkan hak tanya kita sebagai mahasiswa, 
singkirkan dulu rasa takut atau ragu jika anda tidak mau masa depan anda terancam. 
karena sesungguhnya takut atau ragu adalah dinding pembatas antara anda dan kehidupan anda yang lebih baik.

"Apabila dalam diri seseorang masih ragu atau takut dalam melakukan suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun (Ir. Soekarno)"


WE CAN IF WE ARE TOGETHER, AND LETS FIGHT TOGETHER


Kamis, 24 Mei 2012

VISI MISI KANDIDAT KETUA SENAT FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN "V" YK 2012-2013







                  Curriculum Vitae:
Nama                             : Shaugi Ahmad Huraibi
No. Mahasiswa             : 114.090.030                                  
Jenis Kelamin               : Laki – laki
Tempat, tgl lahir           : Jakarta, 23 Maret 1991
Nama orang tua           :
-Ayah                             : Ahmad Huraebi
-Ibu                                : Bahiyah Nagib
Agama                           : Islam
Kewarganegaraan        : Indonesia

Pendidikan Formal      :
       1996  - 1997                 Taman Kanak-kanak Budaya, Bulak Raya, Klender, Jakarta Timur.
       1997  - 2000                 Sekolah Dasar Negeri 13 Pagi, Klender, Jakarta Timur.
2000 - 2003                 Sekolah Dasar Negeri 02 Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah.
2003 - 2006                 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 01 Bumiayu,  Brebes, Jawa Tengah
2006 - 2009                 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah
2009 - sekarang           Sedang menempuh S1 di Program studi Teknik Lingkungan, UPN “Veteran” Yogyakarta.


VISI :



Menciptakan Bergaining power Mahasiswa dan Mewujudkan Senat Mahasiswa Fakultas Teknologi Mineral yang Sinergis, Aspiratif, dan  Inovatif  demi terciptanya atmosfer FTM yang berkualitas.


MISI :.

1.      Menjaring dan Membuka Ruang Aktualisasi dalam Pengembangan Potensi - Potensi Mahasiswa.

2.      Menggerakan Roda Organisasi Tanpa Intervensi dan Penuh Inovasi.

3.      Mengamalkan dan mengembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi 

4.      Responsif terhadap isu-isu dan permasalahan yang berkembang di jurusan untuk diangkat ketingkat Fakultas sebagai permasalahan bersama.

5.      Mempererat rasa kekeluargaan di FTM

·         Menjembatani hubungan antara dekan dengan Mahasiswa

·         Mendukungan penuh acara yang bertujuan untuk mempererat  kekeluargaan di FTM.





 Pengalaman Organisasi        :

2008  - 2009               : Wakil Ketua MPK Kepengurusan OSIS SMA 1 Bumiayu
2010  - 2011               : Staf. Divisi Advokasi Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan.
2011  - 2012               : Koordinator Departement Pers dan Propaganda Senat Mahasiswa (BEM  Fakultas) Fakultas Teknologi Mineral UPN “Veteran” Yogyakarta.
2011 – sekarang          : Staf. Divisi Strategi dan Kebijakan Environment Disaster Management (EDM)
2012 - sekarang          : Koor. Departement Kaderisasi Partai Mawar.








Sabtu, 12 Mei 2012

Juve, storia di un grande amore





Juventus Anthem :


Simili a degli eroi, abbiamo il cuore a strisce
Portaci dove vuoi, verso le tue conquiste
Dove tu arriverai, sarà la storia di tutti noi
Solo chi corre può, fare di te la squadra che sei


JUVE, STORIA DI UN GRANDE AMORE
BIANCO CHE ABBRACCIA IL NERO
CORO CHE SI ALZA DAVVERO, PER TE


Portaci dove vuoi, siamo una curva in festa
Come un abbraccio noi, e ancora non ci basta
Ogni pagina nuova sai, sarà ancora la storia di tutti noi
Solo chi corre può, fare di te quello che sei


JUVE, STORIA DI UN GRANDE AMORE
BIANCO CHE ABBRACCIA IL NERO
CORO CHE SI ALZA DAVVERO, SOLO PER TE
E' LA JUVE, STORIA DI QUEL CHE SARO'
QUANDO FISCHIA L'INIZIO
ED INIZIA QUEL SOGNO CHE SEI


JUVE, STORIA DI UN GRANDE AMORE
BIANCO CHE ABBRACCIA IL NERO
CORO CHE SI ALZA DAVVERO
JUVE PER SEMPRE SARA'


JUVE, STORIA DI UN GRANDE AMORE
BIANCO CHE ABBRACCIA IL NERO
CORO CHE SI ALZA DAVVERO
JUVE PER SEMPRE SARA'
JUVE, JUVE PER SEMPRE SARA'
JUVE, JUVE PER SEMPRE SARA'

Suara Rakyat HMTL


Berawal dari pertama kali saya menginjakan kaki di suatu komunitas yang begitu kental dengan warna Hijaunya, dengan modal mental dan doa saya menyatakan siap untuk mengahadapi segala sesuatunya yang akan terjadi di hari itu dan seterusnya, terdengar begitu garang teriakan nasehat dari penguasa HMTL dan suara lantang dari seseorang yang mungkin mereka anggap manusia setengah dewa dalam komunitas ini, mungkin ini merupakan ucapan selamat datang bagi saya dan teman-teman yang juga baru pertama kali mendapat sambutan sehangat ini.
            Seiring berjalannya waktu saya begitu yakin bahwa kaki ini sudah begitu tepat menempatkan langahnya karena banyaknya informasi-informasi yang menjelaskan indahnya masa depan ketika saya berhasil meninggalkan HMTL tentunya secara terhormat dan dengan prosedur yang ada, saya bayangkan manisnya hari itu jika memang saya sanggup meraih   apa yang di jelaskan dalam informasi tersebut, dan itu membuat hati ini semakiin mencintai HMTL.
            Ketika aliran cinta HMTL yang semakin deras mengalir di darah ini mulai timbul berbagai pertanyaan di kapala yang seharusnya begitu mendasar namun sepertinya begitu sulit untuk di pecahan, jiwa ini mulai merasakan gejolak yang begitu dahsyat, tapi aku yakin bahwa ini sebenarnya mampu di pecahkan dengan menyatukan ratusan kepala untuk membuat barisan yang solid dan berteriak satu suara demi tercapainya harapan yang selama ini menghantui tidur dan mengganggu selera makan.
            Barisan itu rasanya begitu sulit untuk di bentuk, lalu keraguanku muncul atas informasi-informasi tentang indahnya masa depan, mungkin kepala-kepala komunitas ini sudah penuh atas dongeng – dongeng tentang masa depan sehingga tidak mampu lagi menerima sesuatu yang sebenarnya sangat berpotensi untuk mengancam kebenaran dari informasi yang ada.
            Aku kembali berpikir sebenarnya tidak ada yang kurang dari HMTL, dari awal aku menginjakan kaki disini dengan sambutan yang begitu lain dari pada yang lain, hingga aku di bentuk seperti ini, lalu kemana mereka yang menganggap dirinya sebagai seseorang yang mendidik ??? mengapa hanya segelintir orang yang merasa terganggu atas ancaman ini ??? bukankah ini adalah kegelisahan bersama ???
            Aku dan mereka yang berani mempertanyakan ini merasa seperti orang-orang yang terpilih dan sengaja di lemparkan oleh manusia setengah dewa dan penjilat-penjilatnya ke kandang binatang buas yang siap menyergap dan menyantap kami namun ketika melihat kearah mereka yang seharusnya menolong kami justru pergi dengan senyuman kecil seolah-olah dalam hatinya berkata “selamat jalan kawan, itulah akibatnya anda tidak menjadi manusia munafik”.
            Aku tetap percaya dan yakin bahwa jalan ini merupakan tugas dari seseorang yang beragama untuk membenarkan yang salah, dan aku juga begitu paham dengan langkah ini, manusia yang ada dalam komunitas ini merupakan manusia-manusia  yang didik menjadi seorang pemimpin dan bukan seorang budak yang hanya manuruti segala perintah walaupun tidak sesuai dengan hati nya, maka itu aku tetap teguh mempertahankan Idealisme ini seraya berdoa untuk saudara-saudara ku untuk kembali dan berjuang bersama untuk mencapai suatu kebenaran yang memang hak kita demi meneropong masa depan kita yang lebih jelas.

  Kembali lah kawan…!!!
Kita bentuk pondasi dan Barisan kuat lalu Berteriak untuk kejayaan HMTL tercinta…!!!
HIDUP MAHASISWA…!!!
HIDUP MAHASISWA…!!!
HIDUP MAHASISWA…!!!

Jumat, 11 Mei 2012

Kutipan kata seorang Demonstran dan Revolusioner (Soe Hok Gie)






  • Pertanyaan pertama yang harus kita jawab adalah: Who am I? Saya telah menjawab bahwa saya adalah seorang intelektual yang tidak mengejar kuasa tapi seorang yang ingin mencanangkan kebenaran. Dan saya bersedia menghadapi ketidak-populeran, karena ada suatu yang lebih besar: kebenaran.
  • Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.
  • Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan Dewa dan selalu benar, dan murid bukan kerbau.
  • Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah berumur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.
  • Saya memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan daripada menyerah terhadap kemunafikan.
  • Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi "manusia-manusia yang biasa". Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia.
  • Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun.
    bendera Indonesia
  • Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.
  • Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak akan lahir?
  • Bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha penghapusan terhadap kedegilan, terhadap pengkhianatan, terhadap segala-gala yang non humanis…
  • Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah.
  • Bagi saya KEBENARAN biarpun bagaimana sakitnya lebih baik daripada kemunafikan. Dan kita tak usah merasa malu dengan kekurangan-kekurangan kita.
  • Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3 meter dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di Indonesia.
  • To be a human is to be destroyed.
  • Saya tak mau jadi pohon bambu, saya mau jadi pohon oak yang berani menentang angin.
  • Saya putuskan bahwa saya akan demonstrasi. Karena mendiamkan kesalahan adalah kejahatan.
  • I’m not an idealist anymore, I’m a bitter realist.
  • Saya kira saya tak bisa lagi menangis karena sedih. Hanya kemarahan yang membuat saya keluar air mata.
  • Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan.
  • Saya tak tahu mengapa, Saya merasa agak melankolik malam ini. Saya melihat lampu-lampu kerucut dan arus lalu lintas jakarta dengan warna-warna baru. Seolah-olah semuanya diterjemahkan dalam satu kombinasi wajah kemanusiaan. Semuanya terasa mesra tapi kosong. Seolah-olah saya merasa diri saya yang lepas dan bayangan-bayangan yang ada menjadi puitis sekali di jalan-jalan. Perasaan sayang yang amat kuat menguasai saya. Saya ingin memberikan sesuatu rasa cinta pada manusia, pada anjing-anjing di jalanan, pada semua-muanya.